Membaca "13 Reasons to Die" dan "Orange"


Aku malas setrika, aku ingin membaca
Akhir pekan sebenarnya waktuku menyetrika. Oh tapi aku sungguh malas. Aku ingin membaca. Bukan tentang perang dunia, itu nanti saja. Aku membaca dua buku yang telah dibuat film. "Orange" dan "13 Reasons Why".

Dua-duanya mengangkat tema bunuh diri anak SMA. Teman-temannya kehilangan dan sebagian merasa bersalah. Di cerita "Orange" akhirnya mereka melakukan sesuatu yang aneh dan unik. Mereka mengirim surat ke diri mereka 10 tahun sebelumnya sebelum kejadian teman mereka meninggal. Mereka percaya dunia paralel dan akan terjadi percabangan takdir jika mereka bisa mencegah sahabat mereka menghilangkan nyawanya sendiri. 

Dalam novel "13 Reasons Why" Clay mendapatkan 7 kaset dari kawannya. Tapi kawannya, Hannah Baker, sudah meninggal. Aku belum selesai membacanya. Sambil membaca aku sesekali menyaksikan serialnya. Sayangnya serialnya begitu panjang. 

Dari kedua buku dan film ada benang merah agar seseorang bersedia bercerita jika ia punya masalah ke kawan, orang tua, atau orang-orang yang bisa membantunya. Demikian juga pesan bagi kawan-kawannya untuk mau mendengarkan saat kawannya perlu bantuan. Sebaiknya juga jangan merundung seseorang, karena trauma fisik dan verbal sulit dihilangkan. 

Ya masih membaca. Aku dapat banyak buku dari diskonan besar-besaran Gramedia, Big Bad Wolves dan Periplus. Membaca buku fisik tetap lebih asyik. 

Komentar

Postingan Populer