Menyirami Jakarta dengan Cinta



Sebuah puisi yang sederhana bisa tetap indah dan memiliki kesan karena dibuat dengan ungkapan perasaan terdalam. Gemi Mohawk yang dulu aktif di teater membuat karya-karya puisi humanis tentang kotanya tercinta, Jakarta, dan kisah-kisah keseharian.

Ada lebih dari 50 puisi yang terangkum dalam buku kumpulan puisi ini yang diterbitkan oleh divisi penerbitan mandiri di Bukupedia. Tema puisinya beragam dari kisah-kisah yang mudah ditemui di sekitar kita, puisi romantis, juga tentang yang membuatmu cinta bercampur benci dengan ibukota.

Puisi pertama bertajuk Ketika Malam Tak Berbintang berkisah tentang cinta lama yang masih tersimpan. Berikut cuplikan baris puisinya.

seperti bintang yang berbinar di awan kelabu
itulah mata indahmu yang beribu malam selalu di benakku
dan selalu bertanya dalam lamunan senja
seiring hari kembali menjadi pagi…

Puisi-puisinya tak selalu menggunakan rima dan pilihan diksi yang simbolik. Sebagian di antaranya menggunakan kata-kata yang lugas sehingga mudai dimaknai. Puisi ini bisa disimak dengan tema cinta kepada orang tua, lawan jenis, dan juka kritikan kepada penguasa.

Berikut cuplikan kritikan kepada penguasa dengan judul "Kawin Lima Tahun" yang menarik untuk disimak.
sungguh mengecewakan
coba lihat kecerobohan kalian
akibat salah kebijakan
si buyung tak lagi sekolah
si mbah pada ngantri minyak tanah
si ujang busung lapar
si cak sekarat tenggelam lumpur

Puisi ini paling enak dibaca secara perlahan-lahan. Untuk disesapi tiap katanya dan menghayati pesan terkandung di dalamnya.

Detail Buku:
Judul        : Sirami Jakarta dengan Cinta
Penulis     : Gemi Mohawk
Genre       : Puisi, Kumpulan Puisi

Komentar

Postingan Populer