Gajah Sang Penyihir


Kata orang bijak "jangan menilai buku dari sampul", tapi ada kalanya buku-buku banyak yang menarik perhatianku dari judul dan covernya. Seperti, buku berjudul The Magician's Elephant (Gajah Sang Penyihir) karya Kate DiCamillo ini. Aku langsung jatuh hati dengan judul dan cover bukunya yang terkesan misterius dan magis. 


Sejak mengenal buku The Tale of Despereaux, aku jadi kolektor buku-buku karya Kate DiCamillo. Tapi sayangnya tak banyak buku Kate yang ada di toko buku. Aku baru memiliki cerita tikus dan putri, gajah si penyihir, dan cerita anjing bernama Winn-Dixie. Aku ingin membaca banyak bukunya. 

Buku Gajah Sang Penyihir ini memiliki tebal 152 halaman. Setiap bab memiliki ilustrasi karya Yoko Tanaka, yang juga membuat ilustrasi cover bukunya. Ilustrasinya memiliki gaya surealis yang membuat suasana misterius jadi kental. 

Oke begini cerita Gajah Sang Penyihir. Alkisah di kota Baltese, hidup anak laki-laki kurus dan miskin bernama Peter. Ia yatim piatu dan diasuh kakek tua, mantan prajurit, yang mendidiknya dengan keras. Setiap hari ia harus latihan baris-berbaris dan hanya boleh makan dengan roti keras dan ikan yang paling kecil. 

Suatu ketika Peter nekat membelanjakan koinnya ke tenda peramal, alih-alih membeli ikan dan roti. Si peramal memberitahukannya adiknya masih hidup. Peter sangat terkejut. Ia juga diberitahukab untuk mengikuti sang gajah. 

Tapi mana ada gajah di Baltese? 

Namun tak lama ada kabar mencengangkan. Seorang perempuan bangsawan meminta si penyihir dipenjara karena ia membuat seekor gajah tiba-tiba turun dari langit dan menimpanya. 

Sebuah Cerita yang Unik

Bagaimana jika di kotamu tiba-tiba muncul keanehan? Pasti setiap orang di kotamu akan sering membicarakannya. Demikian juga dengan Peter dan warga lainnya. Peter sangat antusias mendengarnya. Ia segera ingin melihat si gajah. Orang-orang lainnya juga terkena wabah euforia. Ada yang langsung terinspirasi untuk menjual roti bentuk gajah. 

Aku menikmati setiap lembar buku ini. Cerita yang suram tapi menarik. Pembaca diajak bersimpati ke setiap tokoh yang muncul, baik ke Peter, ke si penyihir, dan juga ke si gajah. 

Cerita tentang penyihir yang diragukan kemampuannya tapi kemudian mampu mengucapkan mantra yang kuat, membuatmu teringat akan serial drama Korea berjudul The Sound of Magic dan film Indonesia berjudul Abracadabra. Kedua cerita tersebut juga bercerita  tentang pesulap yang diragukan kemampuannya. Bahkan Abracadabra punya premis yang agak mirip, si pesulap tak tahu cara membalikkan mantranya. 

Ya, si penyihir dalam buku ini juga kebingungan tentang bagaimana cara memulangkan si gajah. Sementara si gajah nampak berduka karena jauh dari kawanannya. Ia tak terbiasa hidup terkurung dan dipertontonkan. 

Ini adalah cerita yang sedih, mengharukan, namun juga membuatmu bahagia karena mungkin aku dan kamu percaya akan adanya keajaiban. 

Detail Buku:

Judul Buku: The Magician's Elephant

Pengarang: Kate DiCamillo

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku: 152 halaman


Komentar

Postingan Populer