Gulliver's Travel dan Jonathan Swift si Penulis Satir


Gulliver's Travel merupakan salah satu cerita yang sangat berkesan bagiku saat aku masih kecil. Namun seperti buku-buku yang lain, kesan ini terasa berbeda ketika aku membacanya kembali saat telah dewasa. Apalagi ketika aku mengetahui riwayat penulisnya.

Buku Gulliver's Travel termasuk salah satu literatur Inggris yang terkenal. Ia menjadi satu di antara belasan buku klasik yang kemudian menjadi literatur Inggris klasik dan buku yang 'perlu' dibaca. Buku-buku literatur klasik lainnya di antaranya Oliver Twist, Robinson Crusoe, Robin Hood, Dr. Jekyll and Mr. Hyde, Frankenstein, Treasure Island, The Tree Musketeers, Moby Dick, dan Hucklebery Finn.

Gulliver's Travel mengisahkan petualangan seorang dokter kapal bernama Lemuel Gulliver yang terdampar di sebuah pulau misterius di mana penghuninya adalah manusia dan makhluk lainnya yang berukuran mini. Alhasil ia menjadi sosok raksasa di antara mereka.

Kehadiran Gulliver menjadi tanda tanya bagi masyarakat setempat, apakah ia sosok berbahaya atau bersahabat. Reaksi yang wajar karena ukuran Gulliver sangat besar. Ia kemudian mengundang simpati warga kerajaan Liliput ketika ia membantu mereka mengatasi banjir dan menahan serangan lawan. Hanya, ada pejabat istana yang membencinya dan kemudian ingin memfitnahnya.

Buku yang diterbitkan oleh Regent Illustrated Classic, bentuknya seperti komik. Di dalamnya ada kamus istilah dan juga pertanyaan-pertanyan untuk membantu memahami isi cerita. Namun rupanya buku tersebut hanya satu bagian dari empat bagian cerita yang dikarang oleh Jonathan Swift pada tahun 1726. Tiga bagian lainnya tidak ada dalam buku tersebut.

Ketiga bagian tersebut adalah petualangan Gulliver di negeri raksasa, petualangannya ke Laputa, dan perjumpaannya dengan kuda yang bisa berbicara seperti manusia. Dari cerita ini ada berbagai negara atau wilayah yang pernah dikunjungi atau disebutkan dalam buku, dari sekitar Australia, Amerika, dan Jepang. Gulliver sendiri dikisahkan dari Inggris.

Dari membaca tentang Gulliver, aku jadi tahu banyak cerita atau film yang diadaptasi atau terpengaruh dari buku ini. Selain itu Liliput menjadi istilah yang kerap digunakan saat menyebut manusia yang tingginya di bawah rata-rata. Selain itu kisah Gulliver ini menjadi referensi cerita-cerita populer tahun-tahun mendatang.

Sebut saja Laputa, pulau terbang yang warganya mencintai seni dan ilmu pengetahuan. Nah, kalian pecinta animasi Ghibli pasti ingat ada film yang berjudul Laputa: Castle in the Sky yang memiliki deskripsi dan visual seperti yang disampaikan dalam kisah Gulliver. Di bab keempat ada kuda berbicara yang bisa jadi merupakan referensi pengembangan cerita Narnia.

Tentang pesan moral dan isi kandungan Gulliver sendiri cukup mengejutkanku ketika membaca riwayat Jonathan dan kajian akademis buku ini. Jonathan memiliki darah Irlandia. Ia lahir di Dublin, namun kemudian sempat tinggal dan bekerja di London. Ia punya banyak kekecewaan terhadap kondisi sosial politik masa itu yang kemudian ia sisipkan dalam karya-karyanya. Ia dikenal sebagai penulis satir yang ulung. Karya-karyanya banyak yang memiliki pesan satir tak terkecuali dengan petualangan Gulliver.

Jika dulu aku menganggap kisah Gulliver adalah petualangan yang menakjubkan dan fantastis, maka aku memiliki kesan yang berbeda saat dewasa. Kisah permusuhan bangsa Liliput dan negara tetangganya konon merupakan simbol dari pertikaian Inggris dan Prancis.

Simbol bangsa Liliput yang berani menawan Gulliver yang sosoknya adalah raksasa dibandingkan mereka ibaratnya sebagai negara yang lemah namun sombong. Kemudian tentang penggambaran warga Laputa yang suka seni dan ilmu pengetahuan tapi kesulitan menggunakannya sebagai praktik sehari-hari seperti menyindir para ilmuwan yang hanya pandai berteori tapi tak bisa mempraktikannya.

Dalam cerita Gulliver, sosoknya memiliki karakter yang berkembang. Yang awalnya nampak bijak dan suka membantu, lama kelamaan entah kenapa malah kemudian seperti membenci manusia dan menjauhi anak istrinya. Ada berbagai ironi dan kontradiksi di dalam kisah ini.

Cerita Gulliver rupanya akan menjadi pembahasan yang panjang dan kompleks jika dianalisa. Cerita ini menjadi karya masterpiece Jonathan Swift, selain A Tale of a Tub, Drapier's Letters, dan A Modest Proposal.

Jika kalian merasa kesulitan menemukan bukunya, kalian juga bisa menyaksikan adaptasinya dalam film. Tercatat ada 10 film yang mengadaptasi kisah Gulliver. Yang terakhir dirilis tahun 2010 dan dibintangi Jack Black.

Komentar

Postingan Populer