Oliver Twist si Anak Malang
Kisah Oliver Twist berlatar tahun 1830-an. Masih dalam era industrialisasi, pada masa tersebut ada banyak anak yang dipekerjakan dengan gaji murah. Kemiskinan di mana-mana dan terjadi ketimpangan sosial. Anak-anak banyak alami kekerasan dan dipekerjakan paksa. Terinspirasi dari kondisi sosial saat itu kisah Oliver Twist diciptakan oleh Charles Dickens.
Oliver dibesarkan di panti asuhan. Ia tak tahu siapa orang tuanya.
Selama di panti asuhan ia diperlakukan begitu buruk. Ia sering kekurangan makanan.
Fisiknya lemah dan kurus.
Saat berusia sembilan tahun ia dipekerjakan di sebuah tempat
yang tak layak. Ia harus berpura-pura menangis di sebuah pemakaman dan melanjutkan
pekerjaan keras lainnya. Hingga suatu ketika Oliver yang polos diajak komplotan
pencuri. Ketika ia menolak dan mencoba melawan, ia dituduh si pencuri dan ditangkap
polisi.
Nasib Oliver hampir membaik, tapi ia kemudian kembali ditemukan
si komplotan pencuri. Kali ini nyawanya jadi taruhannya.
Cerita Oliver Twist ini berkelok-kelok seperti opera sabun. Tapi dalam kisah ini pembaca dapat gambaran seperti apakah situasi London dan Eropa pada umumnya saat itu, karena tak hanya dalam Oliver Twist gambaran kondisi sosial ini dijumpai, melainkan di beberapa cerita lainnya yang juga berlatar tahun-tahun tersebut.
Betapa malangnya nasib anak-anak dari keluarga miskin dan anak yatim piatu pada
masa itu. Lewat karyanya ini Charles Dickens juga berupaya mengkritisi situasi dan
kondisi sosial pada masa tersebut.
Dalam cerita Oliver Twist ini ada orang baik dan orang jahat.
Beberapa pihak saling menipu demi keuntungan pribadinya. Kondisi ini masih bisa
dijumpai saat ini. Ya, cerita dalam Oliver Twist yang terjadi hampir 200 tahun silam,
juga masih ada di sekitar kita.
Selama membaca buku ini aku merasa kasihan dan terharu dengan
berbagai kemalangan yang menimpa Oliver. Ia hanya ingin makan dengan cukup dan bekerja
dengan baik, namun nasib buruk terus menghampirinya hingga bertahun-tahun kemudian.
Setiap ada peristiwa buruk yang menimpanya, ia jadi membandingkannya dengan peristiwa
buruk sebelumnya.
Charles Dickens sendiri dikenal sebagai pengarang yang produktif.
Cerita-ceritanya yang populer di antaranya David Copperfield, A Tale of Two Cities,
A Christmas Carol, dan Great Expectations. Ada beberapa karyanya yang diadaptasi
ke panggung teater dan film layar lebar. Oliver Twist yang paling laris diadaptasi
ke layar lebar, baik dalam bentuk animasi maupun live action.
Detail Buku:
Judul Buku: Regents Illustrated Classics - Oliver Twist
Pengarang: Charles Dickens
Diadaptasi: Elaine Kim
Penerbit: Regents Publishing
Tebal Buku: 62 halaman
Komentar
Posting Komentar